ولا تعثوا في الأرض مفسدين. Lafazh kuluu (كٌلٌوا) berarti makanlah, sedangkan wasyrabuu (وَاشْرَبُوا) berarti minumlah. ولا تفسدوا في الارض بعد اصلاحها. Keduanya merupakan perintah dari Allah SWT setelah kepada mereka disediakan makanan dan minuman. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Al-Fakhurrazi dalam Mafatihulghaib juga mendukung fakta bahwa kejadian minta air ini terjadinya ketika masih di Gurun Sinai dengan dua alasan utama.
وإذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض
أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا. مفتي مصر إذ يسعر الحرب على الإسلام..! 1270 H - Ruhul Ma'ani: Al-Alusi|. من غريب القرآن.. معنى قوله تعالى: "وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَ | مصراوى. Sedangkan lafazh mufsidin (مُفْسِدِيْن) sering dimaknai dengan berbuat kerusakan, walaupun makna berbuat keriusakan itu maksudnya melakukan kemaksiatan dalam bentuk melanggar hukum dan ketentuan Allah SWT. Yang dimaksud dengan kata ini sesuai dengan konteks ayat ini adalah memancarnya air. Firman Allah pada ayat ini, fanfajarat dan seterusnya, berarti memancarlah. Banyak kitab tafsir menyebutkan bahwa batu itu sendiri punya empat sisi dan masing-masing sisinya punya 3 sumber mata air.
Tongkat Berubah Jadi Ular di Hadapan Penyihir Firaun. § Membuat (jalan yang kering) (فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا) Thaha 77. أفضل العطور الرجالي لصيف 2023 و أسعارهاتفاصيل. Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!
ولا تمشي في الارض مرحا
Ditambahkan pula keterangan bahwa batu berasal dari bebatuan Gunung Thursina. Ketika Allah SWT bertanya kepada Musa tentang tongkat yang dipegangnya di tangan kanan, kala itu Musa menjawab dengan jawaban yang panjang. Post Type Selectors. Maksudnya ingatlah nikmat Allah SWT yang lain selain yang sudah disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya.
§ Ditimpakan kepada mereka (وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ) Al-Baqarah 61. Bebuat kerusakan yang disebut-sebut di dalam Al-Quran tentu saja tidak ada kaitannya dengan isu-isu kekinian seperti merusak alam seperti buang sampah, menebang pohon, mencemari air, udara dan suara. ولا تمشي في الارض مرحا. Sebenarnya tidak perlu risau dengan kalangan yang anti mukjizat, karena ayat ini menjelaskan secara detail seperti apa mukjizat itu terjadi. Dari situ pula shalat dalam rangka minta diturunkan air hujan disebut dengan istisqa yang artinya shalat minta hujan. Namun demikian, Al-Fakhrurrazi juga dengan jujur menyebutkan bahwa ada juga pendapat yang menyatakan bahwa kejadiannya bukan di Gurun Sinai tetapi di waktu yang lain. Adapun terkait dengan batu yang dipukul dan kemudian memancarkan air, ada banyak catatan para mufassir dalam kitab-kitab tafsir mereka. Orang yang berpendapat seperti itu disebut namanya Abu Muslim.
واذا قيل لهم لاتفسدوا في الارض
911 H - Ad-Durr Al-Mantsur: As-Suyuthi|. Namun aja juga yang mengatakan bahwa tongkat itu asalnya dari surga. Selama kurun waktu, 600 ribu Bani Israil minum dan bertahan hidup dari air yang memancar dari batu itu. Waktu subuh dikatakan sebagai fajar karena waktu subuh yang terang memecah kegelapan malam. وإذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض. وعبر الفيديو الذي نشرته قناة تفسير على يوتيوب، شرح البكري المقصود بالآية إذ طالب صالح عليه السلام قومه بألا يفسدوا في الأرض ويبالغوا فيه، وأوضح البكري أن أشد أنواع الفساد هو الكفر بالله سبحانه وتعالى، ومنه "العثة" التي تصيب الملابس فهي مأخوذة من ذلك لأنها تفسد الملابس. زمن القراءة ~ <1 دقيقة. Terkait tongkat Nabi Musa alaihissalam banyak sekali disebut-sebut dalam kisah Bani Israil, antara lain: 1. Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakannn (QS. Hal yang demikian karena sering kali kita juga melihat keluarnya air dari sebuah batu. Kalau pasokan air aman-aman saja, tentu tidak akan melakukan istisqa' meminta air. Batu itu mereka bawa-bawa terus sepanjang mereka tersesat di Gurun Sinai itu selama 40 tahun.
Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa? Dan lemparkanlah tongkatmu. وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ. Jumlah mereka sangat banyak, tidak kurang dari 600 ribu orang dan boleh jadi selama 40 tahun bisa berkembang biak lebih banyak lagi. 310 H - Jami'ul Bayan: Ibnu Jarir Ath-Thabari|. Namun yang jelas dalam konteks ayat ini, ain yang dimaksud tidak lain adalah mata air yang memancarkan air yang teramat dibutuhkan oleh 600 ribu Bani Israil yang tersesat selama 40 tahun di Gurun Sinai. § Menutup (telinga) (فَضَرَبْنَا عَلَىٰ آذَانِهِمْ) Al-Kahfi 11. 2] Mafatih Al-Ghaib. 1250 H Fathul Qadir: Asy-Syaukani|. 745 H - Al-Bahrul Muhith: Abu Hayyan|. Artinya jangan dibayangkan sebanyak 600 ribu orang anti berbarengan di empat arah batu. Siapa yang malas bemsaha tentu tidak akan mendapatkan rezeki yang diperlukan.
ولا تفسدوا في الارض بعد اصلاحها
Ayat ke-60 ini nampaknya bukan lanjutan peristiwa dari apa yang diceritakan di ayat sebelumnya. Apabila mereka menginginkan sesuatu hams bemsaha dan bekerja untuk mendapatkannya sesuai proses hubungan antara sebab dan akibat. Maksudnya bukan berjalan dalam arti harfiyah berjalan kaki, namun maksudnya hidup dan berkembang biang serta berdiaspora di tengah kehidupan dunia. § Menutupi aurat atau bagian tubuh (وليضربن بخمرهن على جيوبهن): An-Nur 31. 606 H - Mafatihul Ghaib: Fakhrudin Ar-Razi|. 681 H - Al-Jami' li-ahkamil Quran: Al-Qurtubi|.
مطابقة جملة البحث فقط. Tafsir Al-Mahfuz: Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA|. Bila dia tidak dapat memahaminya sama sekali, dia menjadi bingung, apalagi hal itu terjadi di hadapannya bemlang kali. 982 H - Irsyadul'Aqlissalim: Abu As-Su'ud|. Memancarnya air yang diungkap dalam ayat ini menunjukkan suatu mukjizat yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Musa. Namun ada juga yang berpendapat bahwa memancarnya air dari batu bukan sebagai mukjizat. Tongkat Membelah Laut. 911 H - Jalalain Mahali (864 H) Suyuthi (911 H)|. Namun tentang tongkat itu sendiri, para ulama berbeda pendapat terkait asal-usulnya. أفضل خلاط يدوي كهربائي للخفق والخلط.. يبدأ من 399 جنيهاتفاصيل. Di dalam surat Yusuf Allah mengisahkan tentang teman Nabi Yusuf yang diramalkan akan memberi minum tuannya.
Maka Allah memperlihatkan mukjizat melalui para nabi sesuai dengan keadaan umat pada masa nabi itu. Sehinngga jumlah total sumber mata air yang memancar dari batu itu ada 12 titik, tepat sejumlah kelompok Bani Israil terdiri 12 bagian. Tidak ada keistimewaan apa pun dari tongkat itu, kecuali atas izin Allah tongkat itu bisa begini dan begitu. Lalu kata itu mendapatkan awalan huruf alif dan sin menjadi istasqa dan maknanya berubah: "meminta air untuk minum". Meskipun di ayat ini hanya disebutkan tentang 12 mata air saja, namun di ayat sebelumnya Allah SWT sudah menceritakan tentang Manna dan Salwa sebagai makanan. Apabila dia melihat adanya sesuatu yang berada di luar kemampuannya, dia bemsaha untuk mengembalikan persoalannya kepada yang telah diketahuinya. Tafsir Al-Mishbah: Prof. Quraish Shihab|. Lalu, Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu! " Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan khamar. Tapi ayat ini malah menceritakan bagaimana Bani Israil kekurangan air di tengah gurun. Kala itu Nabi Musa melempar tongkatnya lalu atas izin Allah tongkat itu berubah menjadi ular yang besar dan memakan ular-ular para penyihir. Lafazh ta'tsau (تَعْثَوا) oleh banyak ulama dimaknai tas'a (تَسْعَى) yang maknanya berjalan. Jawabannya justru pada kata yang terakhir, yaitu mereka tidak minum di waktu yang bersamaan, tetapi mereka punya jadwal untuk menampung atau mengambil air dari masing-masing sumber mata airnya.
774 H - Tafsir AlQuranil Azhim: Ibnu Katsir|. 1393 H - Tahrir wa Tanwir: Ibnu 'Asyur|. Namun seperti kata mata dalam bahasa Indonesia yang bisa berubah menjadi sekian banyak makna, ternyata dalam bahasa Arab pun demikian juga. 468 H - At-Tafsir Al-Basith: Al-Wahidi|. Kalau ada yang bilang bahwa batu yang dipukul pakai tongkat itu hanya menutupi mata air yang sudah ada, tentu logika ini kurang tepat. Kalau dilihat dari konteksnya, permintaan air atau istisqa' hanya dikeluar dari mulut mereka yang kekurangan air dan setidaknya mengalami kekeringan. Ketika terkepung oleh bala tentara Firaun, tongkat itulah yang dipukulkan ke air laut dan kemudian atas izin Allah laut pun terbelah. Allah menyuruh mereka makan dan minum dari rezeki yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan mereka dilarang untuk berbuat kezaliman.